Beliau bernama Kuncahyo Isnaedi. Biasa dipanggil Pak Isnaedi atau lebih akrabnya Bang Is. Jabatan terakhir adalah National Sales Manager for Public Segment, PT. Philips Indonesia. Singkatnya beliau bertanggung jawab untuk penjualan produk dan solusi lighting dari Philips untuk sektor atau proyek-proyek Public atau Government. Jadi kalau ada Pemda, Pemprov, BUMN atau Kementrian yang membutuhkan solusi pencahayaan untuk jalan kampung, jalan kota, jalan provinsi, jalan toll, lighting untuk kantor pemerintahan, stadion olah raga, pencahayaan dekoratif kota, dsb, beliau ini legendanya.


Iya, legenda. Tidak hanya bagi internal Philips Indonesia sendiri, tapi juga di luar lingkungan Philips Indonesia. Dari Sabang sampai Papua pernah beliau kunjungi dan tentunya berkontribusi memberikan solusi penerangan bagi warga disana. Bahkan seringkali Bang Is ini berkantor di bandara atau pesawat terbang karena saking seringnya bepergian keluar kota. Jika kita berkunjung ke suatu daerah, kebetulan bertemu dengan pejabat setempat dan mengaku dari Philips Lighting, maka sebagian besar akan berkomentar: oh rekannya pak Isnaedi ya? Bisa jadi CEO Philips Indonesia kalah tenar dengan Bang Is. Nama Isnaedi begitu dikenal dan dihormati, bahkan oleh kompetitor sekalipun.




Rasanya cerita tentang sang legenda saya cukupkan sampai disini dan saya akan cerita tentang Suzuki Jimny Katana dan Hard Rock cafe yang ada di paper cutting yang khusus saya kebut dan kerjakan dalam 1 hari (saat libur Waisyak kemarin) sebagai wujud rasa hormat dan terima kasih saya kepada beliau. Paper cutting yang dikebut dalam sehari ini tadinya akan diberikan sebagai kado pada Jumat 12 Mei 2017, namun karena satu dan lain hal, acara perpisahan diundur pada Rabu 17 Mei 2017.

Suzuki Jimny Katana.
Kendaraan compact dengan bentuk SUV atau Jeep ini, pada era sebelum tahun 2000an adalah kendaraan operasional bagi para sales di Philips Indonesia. Termasuk pak Isnaedi. Dan kendaraan ini juga yang digunakan beliau untuk mapping area dan memasarkan produk Philips Lighting di area Sumatera, area yang waktu itu menjadi tanggung jawab beliau. Dengan ukuran yang compact maka cukup lincah untuk menjelajah daerah maupun di perkotaan. Urusan kenyamanan mungkin nomor sekian, karena akan lebih tidak nyaman jika target jualan masih jauh dari jangkauan. Singkatnya, saya menampilkan Suzuki Jimny Katana di artwork sebagai nostalgia atau kenangan bagi Bang Is saat beliau masih menguasai area Sumatera dan menjelajah daerah untuk berbagi cahaya bagi warga disana. Tadinya mau menampilkan Toyota Innova, namun rasanya kalah ikonik bila dibandingkan dengan Suzuki Katana ini.

Hard Rock cafe.
Sebagai cafe global dan mempunyai cabang di berbagai negara, Hard Rock cafe merupakan tempat wajib yang harus dikunjungi para fans jika mereka singgah di suatu negara, termasuk mengkoleksi merchandise resmi Hard Rock. Bang Is adalah salah satunya. Mulai topi, shirt, polo shirt dan pernik merchandise lainnya jadi koleksi wajib beliau. Jadi, kalau kebetulan keluar negeri dan ingin memberikan oleh-oleh Bang Is, gampang nyarinya. Atau jika kita bepergian ke suatu negara atau kota dimana Bang Is belum pernah singgah, jika tidak keberatan, Bang Is akan nitip untuk dicarikan merchandise HRC. Makanya, ketika menemukan foto Bang Is menggunakan kaos HRC saat nonton Konser Bon Jovi 2015 lalu, tanpa pikir panjang langsung saya olah sebagai bahan paper cutting ini.

Selamat menikmati masa Purna Bakti atau pensiun Bang Is. Walau saya tahu, secara tidak resmi, Abang tidak akan pernah bisa pensiun dari dunia lighting. Terima kasih atas bimbingan, didikan, teguran, nasehat, dukungan dan juga persahabatan yang terjalin selama ini. Keep in touch ya Bang. Salam buat ibu Tika dan keluarga. Semoga Abang berkenan dengan kado paper cutting yang sederhana tersebut.


