Bagi manusia modern, kendaraan baik yang bermotor ataupun tidak (mobil, sepeda, sepeda motor, kapal, pesawat terbang) bukan hanya berfungsi sebagai alat transportasi, tetapi juga melambangkan status bahkan pencapaian prestasi. Dalam filosofi Jawa, kendaraan ini dilambangkan dengan Turangga. Syahdan ada lima syarat yang harus dimiliki oleh seorang Kesatria Jawa : wisma, wanita, turangga, kukila dan curiga. Atau dalam bahasa Indonesia artinya: WISMA, rumah; WANITA, wanita; TURANGGA, kuda. KUKILA, burung; CURIGA, keris. Maka tidak perlu heran, jika “turangga” sudah menjadi obsesi sejak jaman dahulu kala dan makna “turangga” bagi tiap orang bisa berbeda-beda.
Perbedaan fitur-fitur, teknologi, kecanggihan yang dimiliki secara langsung juga menentukan kelas empunya. Bahkan tak jarang pertimbangan seseorang dalam memilih kendaraan bukan pada fungsinya, namun pada gengsi yang melekat di kendaraan tersebut.
Namun tak jarang kendaraan yang pernah dimiliki atau pernah digunakan juga memberikan nilai sejarah dan nostalgia ke masa lalu. Mungkin bukan sebagai pencapaian kepemilikan yang tertinggi, namun justru dengan kendaraan itulah pencapaian tertinggi itu bisa diraih. Pada kondisi ini, faktor fungsional lebih tinggi nilainya daripada faktor emosional saat memilihnya. Bisa jadi kendaraan itu diperoleh karena merupakan kendaraan dinas atau disesuaikan dengan budget dan kebutuhan.
Dengan pendekatan historis dan emosional, saya mencoba menyajikan karya yang menggabungkan portrait dan automotive. Portrait menjadi bagian utama dan sentral dari karya ini, sedangkan automotive adalah bagian pelengkap, dimana bagian ini akan mencoba menggali sisi historis atau emosional yang pernah dialami. Bisa jadi kendaraan yang ditampilkan adalah puncak pencapaian atau juga sebagai bagian sejarah dalam kehidupan tokoh di portrait.
Puncak prestasi dari tokoh, saya wujudkan dalam karya Enzo Ferrari, Michael Schumacher dan Ferruccio Lamborghini. Tanpa penjelasan lebih jauh, dari namanya kita akan tahu prestasi tertinggi apa yang pernah mereka raih. Enzo Ferrari yang merupakan pendiri dari brand Ferrari, akhirnya mendapatkan kehormatan dan diwujudkan dalam karya Ferrari Enzo. Michael Schumacher meraih masa kejayaan saat menjadi pembalap utama Scuderia Ferrari di ajang balapan Formula 1. Ferruccio Lamborghini adalah pendiri dan inisiator mobil balap Lamborghini, terobosan yang dia buat ketika dia lebih dikenal sebagai pembuat traktor.
Sebagai bagian sejarah, artinya kendaraan yang ditampilkan merupakan sesuatu yang spesial bagi tokoh tersebut. Kendaraan yang digunakan merupakan bagian hidup sehari-hari dari tokoh. Pada masanya, kendaraan ini menjadi andalan bagi tokoh dan keluarganya. Jika pada akhirnya kendaraan ini diganti atau dijual karena satu atau lain sebab, nilai historis tetap melekat dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan tokoh. Karya dengan judul Cupo-Isnaedi dan Sudiman L2Super merupakan perwujudan konsep ini. Cupo-Isnaedi menampilan Suzuki Jimny Katana yang merupakan kendaraan operasional tokoh saat menjadi sales di area Sumatra. Yamaha L2Super merupakan bagian hidup dari tokoh Sudiman, dimana kendaraan ini digunakan untuk bekerja, mencari nafkah.